Senin 8/24 dilaksanakan kegiatan Nobar Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2024 dan Bincang Polugri Bersama Kementerian Luar Negeri, yang diselenggarakan di Aula LPPM Universitas Hasanuddin dengan tujuan memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dan peserta untuk menyimak secara langsung Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Duta Besar Bapak Muhsin Syihab sebagai Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Hubungna Antarlembaga, Rektor Universitas Hasnuddin Prof Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., Walikota Makassar yang diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Bapak Fathur Rahim, ST., MT., Dekan Fisip Unhas Prof. Dr. Phil Sukri, M.Si., Guru Besar Departemen HI Unhas Prof. H. Darwis M.A., PhD., Danramil Tamalanrea Bapak Kapten Arm Muhammad Sahabu, serta Ibu Kepala Kejaksaan Negeri Kota Makassar Andi Sundari, S.H., M.H.
Kegiatan nobar ini dimulai dengan nonton bersama livestreaming PPTM Luar Negeri Ibu Retno L.P. Marsudi, dimana beliau memaparkan segala jenis program dan rekognisi yang telah didapatkan oleh Indonesia di rana domestik maupun internasional. Beliau menjelaskan mengenai Diplomasi 4+1 yang telah mendorong polugri Indonesia sejak 9 tahun masa jabatan beliau, terdiri dari Diplomasi Ekonomi, Diplomasi Perlindungan, Diplomasi Kedaulatan dan kebangsaan, Peningkatan Kontribusi dan Kepemimpinan Indonesia di Kawasan Dunia, serta Penguatan Infrastruktur Diplomasi. Beliau juga memaparkan secara detail mengenai peran indonesia sebagai epicentrum of growth, dan inisiatif-inisiatif yang telah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri demi mendorong peran dan hak perempuan, zero emission, serta mengakarkan posisi Indonesia untuk terus mendukung Palestina dalam upayanya menggapai kebebasan, sembari mengirimkan kritik terhadap Global North yang membiarkan kejadian-kejadian tidak manusiawi terus terjadi dalam konflik tersebut. Dalam catatan yang lebih positif, Ibu Retno Marsudi tidak berhenti memaparkan rekognisi-rekognisi yang telah kita gapai, sejalan dengan inisiatif Kementerian Luar Negeri, “Indonesia Walks the Talk”, dimana Indonesia tidak hanya bersuara keras dalam dunia global, namun juga dengan aksi yang terbuktikan.
Selanjutnya, kegiatan nobar PPTM Luar Negeri secara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dengan pernyataannya, “Pohon yang ditanam oleh Kementerian Luar Negeri kita ditimbun untuk masa depan, dan kalianlah (para peserta dan mahasiswa(i) masa depannya”, yang dilanjutkan dengan pemberian plakat oleh Universitas Hasanuddin terhadap Kementerian Luar Negeri RI. Setelah pembukaan tersebut, dimulailah rangkaian Bincang Polugri bersama Kemenlu yang dinarasumberkan oleh Prof. H. Darwis M.A., PhD. Serta Bapak Dubes Mushin Syihab. Perbincangan dimulai oleh Prof. H. Darwis dengan komentarnya sendiri terkait dengan kinerja Kementerian Luar Negeri Indonesia, “Secara umum, Indonesia telah melakukan yang terbaik bagi bangsa Indonesia dan juga dunia, yang jelas sudah dirasanya”, yang didukung oleh pernyataannya bahwa polugri Indonesia telah konsisten dengan pencapaian kepentingan yang sesuai dengan UUD 1945 dan didukung oleh junjungan tinggi Ibu Retno Marsudi terhadap pentingnya kemanusiaan dan sifat manusiawi. Beliau mengakhiri dengan mengakui bahwa Indonesia telah berhasil menjadi jembatan antar negara-negara berkonflik, terutama di wilayah Asia Tenggara. Kemudian, Bapak Dubes Mushin Syihab mengemukakan apresiasi dari pihak Kementerian Luar Negeri terhadap segala jenis rekognisi yang telah mereka dapatkan. Lalu, beliau menjelaskan bahwa diplomasi adalah representasi negara, promosi kepentingan nasional, upaya bernegosiasi untuk mencapai kepentingna tersebut, upaya pelaporan kejadian-kejadian di luar negeri, serta melindungi keamanan pihak-pihak Indonesia di luar negeri, yang kemudian dirangkum menjadi Diplomasi 4+1 yang telah dipaparkan oleh Ibu Retno Marsudi.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antar tiga peserta terpilih dengan kedua narasumber, dengan pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi dari kecemasan terhadap pengungsi ilegal, keamanan Indonesia di Laut Cina Selatan, dan juga mengenai bantuan dan dukungan Indonesia terhadap diaspora kita di luar negeri. Dan terakhir setelah setiap pertanyaan telah terjawab, Bapak Dubes Mushin Syihab memberikan pernyataan penutup berbunyi, “Diplomasi adalah proses panjang, namun segala proses yang kita lalui, dialog yang kita siapkan, menjadi fakta terhadap kita yang tetap berkomitmen untuk mencapai situasi yang kondusi tanpa terjadinya eskalasi”.